Opini, MitraSulawesi.id– Mengawali tulisan ini saya ingin mengutip salah satu ungkapan Akmal Sjafril
“Banyak anak muda yang seharian yang tidak punya kegiatan, tidak tahu harus berbuat apa, dan tidak mau berbuat apa-apa. Mereka tua sebelum masanya, mati sebelum waktunya.”
Kutipan diatas salah satu fenomena yang dilihat Akmal Sjafril tentang kondisi anak muda dizamannya. Kondisi demikian bisa diartikan bagaiman gambaran anak muda yang tidak memahami bagaimana peranannya sebagai generasi muda ditengah masyarakat.
Kegiatan Sekolah Kader Pengawas Partisipatif (SKPP) yang diselenggarakan oleh Badan Pengawas Pemilihan Umum (BAWASLU) Republik Indonesia (RI) di tahun 2021 ini dalam kacamata penulis merupakan salah satu upaya BAWASLU secara kelembagaan mencoba memberikan penyadaran diri kepada generasi muda untuk mengambil peranan dalam mengawal peroses demokrasi yang ada di Indonesia.
Kenapa mesti generasi muda ? Jika kita membaca literatur sejarah dari bangsa Indonesia, generasi muda banyak menorehkan sejarah dalam membangun bangsa ini, salah satunya 28 Oktober yang kita kenal dengan momentum “Hari Sumpah Pemuda.”
Peroses demokrasi yang ada di indonesia masih sangat jauh dari cita-cita konsep demokrasi itu sendiri yang mengedepankan kedaulatan rakyat atau rakyat yang berdaulat.
Jadi, Jika generasi muda memahami hal di atas saya yakin generasi muda bakal mengambil peranan dalam hal mengawal proses demokrasi yang ada.
Demokrasi dalam konsepnya kekuasaan tertinggi ada ditangan rakyat, sehingga pemangku kebijakan mestinya kebijakannya itu bermuara pada kepentingan rakyat.
Pertanyaan kemudian, apakah kebijakan dari pemangku kebijakan hari ini sudah bermuara pada kepentingan rakyat ? Silahkan anda sendiri yang menemukan jawabannya.
Indonesia merupakan salah satu negara dengan menggunakan konsep demokrasi dalam sistem pemerintahannya. Kemudian akan bermuara pada kebijakan publik yang mengedepankan kepentingan rakyat.
Sayangnya, kebijakan pemerintah saat ini terkadang tidak bermuara pada kepentingan rakyat. Apakah hal itu sepenuhnya kesalahan ada pada pemerintah ? Saya rasa tidak, karena mereka duduk sebagai pemangku kebijakan itu berdasarkan pilihan kita sendiri sebagai rakyat.
Demokrasi sebagaimana konsepnya kekuasaan yang tertinggi ada pada rakyat, atau rakyat yang berkuasa. Jadi untuk mengukur keberhasilan konsep demokrasi di suatu negara kita mesti melihat bagaimana potret rakyatnya.
Mari kita melihat fakta yang ada di Indonesia. Apakah rakyat Indonesia hari ini sudah mampu menggunakan hak pilihnya dengan cerdas atau tidak ? Kualitas hak pilih rakyat sangat menentukan masa depan Indonesia. Dalam hukum kausalitas (sebab akibat), Jikalau rakyat suatu negara berkualitas maka pemangku kebijakan (pemerintah) dalam suatu negara itu mesti berkualitas. Karena kita ketahui bersama pemerintah suatu negara khususnya Indonesia, dipilih langsung dari rakyatnya (red pemilu)
Pemilihan umum (pemilu) dalam terapannya seringkali kita masih melihat masyarakat terjebak pada praktik politik uang, isu sara’ serta terapan-terapan strategi politik lajinnya yang tidak berintegritas. Hal itu bisa terjadi karena tingkat kesadaran masyarakat tentang demokrasi masih rendah.
Memahami fakta di atas, peranan generasi muda saat ini untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya memahami esensi konsep demokrasi itu sendiri sangatlah dibutuhkan. Mengingat generasi muda saat ini generasi pelanjut dari cita-cita reformasi yang telah dilakukan generasi pendahulunya.
Kita ketahui bersama apa yang pernah disampaikan oleh soekarno, “ Jika kau ingin melihat masa depan suatu bangsa, maka lihatlah kondisi generasi mudanya saat ini.”
Masa depan bangsa ini ada pada potret generasi mudanya saat ini, kalaupun saat ini kita melihat potret buruk pada generasi muda, bukan berarti tidak ada cahaya harapan untuk bisa melihat potret generasi muda menjadi lebih baik. Penulis selalu optimis selama ideliasme masih ada pada diri pemuda, maka jangan takut bangsa ini akan musnah, seperti apa yang pernah dikatakan Tan Malaka “ Idealisme adalah kemewahan terakhir yang dimiliki generasi muda.”
Tulisan ini penulis anggap tak perlu ada selama catatan sejarah tentang generasi muda saat ini bertebaran terlukis di dunia nyata, khususnya Indonesia. Bangsa ini beridiri karena gerakan anak mudanya, penulispun yakin cita-cita bangsa ini terwjud karena gerakan pemudanya saat sekarang ini.
Penulis
Hamka Pakka
Eksplorasi konten lain dari mitra sulawesi
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.