Opini, MitraSulawesi.id– Manajemen pengelolaan pesantren adalah sarana yang bertugas sebagai perangkat organisasi yang diciptakan untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam pondok Pesantren sudah menjadi common sense bahwa pesantren lekat dengan figur Kyai. Kyai dalam pesantren merupakan figur pesantren sentral, otoritatif , dan pusat seluruh kebijakan dan perubahan. Hal ini erat kaitannya dengan dua faktor :
Kepemimpinan yang tersentralisasi pada Individual yang bersandar pada karisma serta hubungan yang bersifat paternalistik.
Kebanyakan pesantren menganut pola mono manajemen dan mono administrasi sehingga tidak ada delegasi kewenangan ke unit-unit kerja yang ada dalam organisasi.
Kepemilikan pesantren bersifat individual atau keluarga bukan komunal. Otoritas individu Kyai sebagai pendiri sekaligus pengasuh pesantren sangat besar dan tidak bisa di ganggu gugat. Faktor nasab atau keturunan juga kuat sehingga kyai bisa mewariskan kepemimpinan pesantren kepada anak istilahnya putra mahkota yang dipercaya pada komponen pesantren yang berani memperotes.Sistem seperti ini kerap kali mengundang sindiran bahwa pesantren seperti kerajaan kecil.
Elemen-elemen pesantren meliputi 5 elemen dasar yaitu: Kiyai, Santri, Pondok, Mesjid dan pengajaran kitab-kitab islam (kitab kuning).
Dalam struktur organisasi pesantren peran Kyai sangat menonjol. Kiyai sering kali menepati atau bahkan di tempatkan sebagai pemimpin tunggal yang mempunyai kelebihan (maziyah) yang tidak dimiliki oleh masyarakat pada umumnya.
Penulis
Dewi
Eksplorasi konten lain dari mitra sulawesi
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.