Makassar, mitrasulawesi.id — Maraknya aksi tawuran dan begal akhir-akhir ini di mewarnai kota Makassar jadi perhatian serius Pemkot Makassar melalui Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Makassar.
Salah satu dilakukan Dispora Makassar adalah duduk bersama membicarakan solusinya dalam diskuski publik yang digelar di Cafe dan Resto, Jalan Laikang, Biringkanaya, Makassar, Rabu (8/6/2022).
Diskusi publik mengangkat tema “Begal dan Tawuran Masih Marak: Bagaimana Peran Kita Mengatasinya”.
Diskusi publik tersebut menghadirkan peserta dari berbagai unsur diantaranya masyarakat sekitar, Mayor Kav Salahuddin Basir Danramil 11/Bky, Benyamin B Turupadang Camat Biringkanaya.
Selain itu hadir juga Kompol H.Andi Alimuddin Kapolsek Biringkanaya, Faisal Sahabuddin Kordinator dewan komando batalyon 120, Sofyan Tamrin Sosiolog UNM, Muslim Haq M Moderator peneliti Polinter, Muh Dasysyara Dahyar mewakili Kadispora Kota Makassar.
Semua pihak merasa prihatin dengan maraknya begal dan perang kelompok yang kerap kali terjadi di wilayah khususnya Kecamatan Biringkanaya.
Sehingga pertemuan yang digelar sebagai bentuk usaha untuk memperbaiki dan mencari solusi bersama.
Selanjutnya, Faisal Sahabuddin, Kordinator dewan komando batalyon 120 menyebut kegiatan diskusi publik merupakan cara mencari solusi maraknya begal dan tauran dan bagaimana mengatasinya.
Pihaknya menjelaskan terjadinya perang kelompok atau tawuran merupakan pengaruh dari lingkungan hidup sekitar.
Sementara itu, Muh Dasysyara Dahyar, mewakili Kadispora Kota Makassar menyebut kegiatan diskusi publik merupakan salah satu bentuk komunikasi dari unsur Dispora dan strategi yang dijalankan merupakan bentuk program Dispora kota Makassar
Ia menjelaskan pihaknya bakal menciptakan pemuda yang mandiri sebagai solusi dari permasalahan yang ada serta terbuka untuk selalu menerima masukan dan saran.
Sementara itu, Benyamin B Turupadang Camat Biringkanaya menjelaskan tawuran disebabkan yang oleh kondisi ekonomi, lingkungan, aturan sehingga bagaimana perann masyarakat dan pemerintah menciptakan kegiatan positif untuk mengurangi kegiatan begal dan perang kelompok.
Menurutnya, pemerintah telah menerbitkan Perda Tertib Sosial dan Tertib lingkungan yang merupakan tanggungjawab Satpol PP dan Linmas sehingga adanya kegiatan yang sifatnya negatif agar di komunikasikan dengan aparat keamanan.
Adapun Kompol H.Andi Alimuddin Kapolsek Biringkanaya menyebut adanya kegiatan tawuran dan perang kelompok disebabkan anak-anak yabg terlalu bebas dan mencari jati diri sehingga dibutuhkan perana orangtua.
Menurutnya, apabila orangtua menjaga anak-anak mereka maka tidak akan berbuat hal yang negatif.
Pihaknya telah melakukan program Kapolsek Biringkanaya dengan patroli dan pendekatan persuasif.
Selanjutnya, Mayor Kav Salahuddin Basir Danramil 11/Bky menyebut hampir Setiap malam kemungkinan terjadi begal tetapi yg melakukan adalah anak-anak yang dibawah umur dan oleh kelompok-kelompok kecil yg ada dilingkungan sekitar.
Pihaknya menjelaskan telah melakukan pemetaan dan hasilnya ternyata para pelaku adalah anak-anak dibawah umur yang masih mencari jati diri.
Sementara itu, Sofyan Tamrin Sosiolog UNM menjelaskan begal merupakan kejahatan sosial dan sudah ada sejak lama. Para pelaku biasanya percaya adanya kehidupan di media sosial meski tubuh anak tersebut ada didalam rumah namun mereka berselancar di dunia maya.
Menurutnya, Pemkot Makassar harus memiliki kurikulum riset tentang kesimpulan kegiatan para anak-anak tentang kehidupan sosial dan aktifitas sehari-hari mereka.
Eksplorasi konten lain dari mitra sulawesi
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.