Kisah Sukses Kepala Sekolah Termuda

oleh -
oleh
Ibnu Fari Nugroho, pria yang dinobatkan sebagai lulusan sarjana terbaik UM Surabaya dan mendapatkan IPK sempurna 4.00.

Sidrap, MitraSulawesi.id—Ibnu Fari Nugroho, pria yang dinobatkan sebagai lulusan sarjana terbaik UM Surabaya dan mendapatkan IPK sempurna 4.00. Tak hanya itu, ia juga diangkat Kepala Sekolah di usia 23 tahun.

Deretan prestasi di atas, kisah Ibnu Fari bisa menjadi inspirasi bagi siapapun. Pria yang akrab disapa Ibnu merupakan mahasiswa asli Kalimantan. Ia menempuh masa kuliah S1 di UM Surabaya.

Mengutip dari laman resmi UM Surabaya (30/10/2022) Ibnu yang mengambil jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG PAUD) tak menyangka dirinya bisa lulus dan mendapatkan gelar sebagai sarjana terbaik UM Surabaya.

Raih IPK Sempurna

Ibnu berhasil meraih IPK sempurna yakni 4.0. Pada dasarnya tak pernah ia targetkan sebelumnya. Seperti kata pribahasa, “hasil tak pernah mengkhianati peroses” itulah yang di dapatkan Ibnu dari hasil kerja keras dan usahanya.

“Bersyukur saya bisa mewujudkannya, tapi untuk mendapatakan IPK sempurna 4.0 saya tidak pernah terpikirkan, karena target saya hanya cumlaude waktu itu,” tutur Ibnu.

Dengan prestasi yang ia raih, Ibnu bisa membuat kedua orangtuanya merasa bangga. dirinya juga mengaku senang karena bisa mengejar cita-cita sebagai seorang guru.

Inspirasi menjadi guru

Ibnu mengambil jurusan PG PAUD bukan tanpa alasan. Katanya, Ia terinspirasi lewat lingkungan sekitarnya.

“Jadi kebetulan setelah saya lulus (SMA) tahun 2018, di depan rumah saya ada TK Aisyiyah Bustanul Athfal yang jumlah keseluruhan siswa hanya 18, dan semua gurunya belum ada yang sarjana. Semua guru disana adalah relawan dari PKK,” terang Ibnu.

Ibnu juga menjelaskan dirinya sempat ikut mengajar di TK tersebut selama satu bulan. Proses dan media pembelajaran yang diberikan Ibnu dianggap menarik sehingga para orang tua meminta Ibnu untuk terus mengajar.

“Ketika saya mau berhenti mengajar setelah 1 bulan, banyak walimurid dari 18 siswa itu meminta saya bertahan untuk mengajar anak-anak, mereka menyebut pembelajaran yang saya berikan selalu menarik dan menyenangkan,” kata Ibnu.

Dijelaskan Ibnu, di Kelurahan Bereng Bengkel Kecamatan Sabangau Kota Palangkaraya Provinsi Kalimantan Tengah, pada tahun 2018 hanya ada 3 sarjana yang lulus dari jurusan PGSD. Hanya saja, semua lulusan sarjana PGSD bekerja di kota.

Baca Juga:  KPS Bukit Tamalate, Mengenang Nilai Budaya yang Kian Luntur di Makan Zaman

Mendapat beasiswa dari Kemendikbudristek

Ibnu termasuk orang yang beruntung. Pasalnya, pada tahun 2018 ia mendapat tawaran beasiswa unggulan jenis 3T dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang direkomendasikan oleh Pimpinan Wilayah Aisyiyah Kalimantan Tengah. Kesempatan itupun ia terimah dan memilih melanjutkan kuliahnya.

Melalui beasiswa tersebut, Ibnu bisa melanjutkan kuliah tanpa mengeluarkan biaya. Ia mendapatkan biaya pendidikan secara penuh, termasuk biaya hidup dan biaya buku.

“Soal pendidikan orang tua saya sangat support, tapi untuk membiayai kalau tidak dapat beasiswa itu sangat berat karena bapak hanya kerja sebagai nelayan dan ibu hanya bantu jualan ikan, jadi dapat uangnya tidak pasti,” katanya.

Dengan beasiswa ini, Ibnu merasa sangat bersyukur, apalagi ia kini menjadi sarjana pertama di keluarganya.

Baca Juga:  Sukseskan Program Wali Kota, DISPORA Makassar Gelar Dialog Publik Tentang Peran Pemuda

Menjadi kepala sekolah di usia 23 tahun

Selama menjalani proses kuliah di UM Surabaya, Ibnu mengaku dirinya kerap bolak-balik antara Surabaya dan Kalimantan. Selama berada di Kalimantan, Ibnu memantau perkembangan TK tempat ia mengajar.

Ibnu mengaku selama berada di Surabaya ia memantau perkembangan anak-anak di group whatsapp terkait pembelajaran yang ia berikan. Meski jarak membatasinya, Ibnu tetap peduli dan memberikan penugasan kepada para siswanya.

“Kalau dulu itu kadang sekolahnya hanya 3 hari, kadang muridnya juga gak datang. Jadi sekolahnya fleksibel dan syukur sekarang sudah ada aturan yang disepakati dan itu lebih baik,” tutur Ibnu.

Kegigihan dan semangat Ibnu mengajar, membuat ia diangkat sebagai kepala sekolah, meskipun saat itu dirinya masih berstatus sebagai mahasiswa.

Desember 2021, Ibnu resmi diangkat menjadi Kepala Sekolah TK Aisyiyah Bustanul Athfal Bereng Bengkel. Saat itu usianya baru menginjak 23 tahun.

Diangkatnya Ibnu sebagai Kepala Sekolah bukan keputusan yang salah. Alhasil, berkat perjuangan yang dilakukan Ibnu memberikan perkembangan terhadap TK tersebut. Dari awalnya hanya 18 siswa, kini sekolah tempat ia mengajar sudah memiliki total lebih dari 50 siswa.

“Alhamdulillah saat ini sudah ada 38 siswa, kalau ditotal sama kelompok bermain totalnya ada 50 lebih,” jelasnya.

Khusus untuk kelas kelompok bermain, Ibnu hanya mewajibkan masuk 2 kali dalam seminggu yakni hari Jumat dan Sabtu. Ia mengaku akan ada terobosan ide dari TK yang ia pimpin yakni penambahan khusus menari dan kepanduan.

Baca Juga:  Dibawah Kepemimpinan Adnan, Gowa Berhasil Dapat Pengharagaan Kesetiakawanan Sosial

Ibnu juga bertekad bekal yang ia peroleh selama di UM Surabaya akan ia aplikasikan untuk mengabdi di TK, mulai pengalamannya saat berorganisasi hingga pengalaman lainnya.

Tips untuk menjadi sarjana terbaik

Dalam menyelesaikan tugas akhir, Ibnu mengambil judul penelitian yang melibatkan TK nya secara langsung. Ia mengambil judul penelitian “Pengaruh Tari Giring-giring untuk Meningkatkan Motorik Kasar Anak Kelompok A TK Aisyiyah Bustanul Athfal Bereng Bengkel.”

Menurutnya ada beberapa tips yang ia lakukan sehingga dapat meraih nilai terbaik diantara ribuan mahasiswa yang wisuda tahun ini. Tips dari Ibnu diantaranya aktif berdiskusi saat perkuliahan, fokus, disiplin dan bertanggung jawab. Beberapa poin ini dianggap sebagai kunci sukses Ibnu dalam menyelesaikan studinya secara maksimal.

“Jika tidak bisa bermanfaat bagi banyak orang, jadi bermanfaat bagi dirimu sendiri dan otomatis kebermanfaatnmu akan bermanfaat bagi orang-orang di sekitarmu,” pungkas Ibnu.

Dari kisah Ibnu, penulis ingin menutup dengan suatu quotes seperti ini. “Manfaat yang kita lakukan terhadap sekeliling kita, pada dasarnya kita bermanfaat untuk diri kita sendiri.”


Eksplorasi konten lain dari mitra sulawesi

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.