“Hijrah dan Strategi Pembangunan Masyarakat Islam Menuju Kemenangan”

oleh -

Tujuh langkah menuju kemenangan

Setiba di Madinah Rasulullah SAW tidak serta merta menanggapi ha seolah sudah mendapatkan solusi dan kemenangan. Justeru ketibaan beliau di Madinah menjadi langkah awal bagi perjaungan fase berat di hari-hari selanjutnya. Kini fase Dakwah itu bukan lagi membangun pribadi-pribadi yang solid secara iman. Tapi membangun komunitas global (umat) sesuai amanah Islam sebagai “rahmatan lil-alamin”.

Dalam beberapa tulisan ke depan saya akan elaborasi tujuh langkah yang Rasulullah lakukan menuju kepada kemenangan (fathun mubin) itu.

Urgensi masjid

Hal pertama yang Rasulullah lakukan setiba di Madinah adalah membangun Masjid. Setiba di depan rumah Abu Ayyub Al-Anshori, di mana onta beliau berhenti dan berlutut menandakan Allah meridhoi beliau untuk tinggal sementara di rumah itu. Hal yang beliau lakukan bahkan sebelum memasuki rumah itu adalah meletakkan batu pertama pembangunan masjid pertama dalam sejarah Islam. Masjid itu yang dikenal hari ini dengan Masjid Kuba.

Pembangunan Masjid sesungguhnya bukan pada pembangunan gedungnya. Pemahaman tentang masjid yang seringkali dibatasi oleh pemahaman fisikal semata menjadikan fungsi Masjid menjadi sangat terbatas. Akibatnya umat Islam sibuk bahkan berlomba-lomba membangun gedung masjid yang mewah. Tapi Masjid-Masjid itu tidak berfungsi sebagaimana misi dari Masjid itu sendiri.

Baca Juga:  Prajurit Kodam XVIII/Kasuari Ikuti Latihan Pengamanan VVIP

Masjid adalah bentuk kata yang memaknai tempat. Dari kata “sajada-yasjudu-sujudan wa sajdat” yang kemudian menghasilkan kata masjid itu. Sajada-sujudan wa sajdatan berarti bersujud. Makna lahirnya melekatkan dahi ke tanah/sajadah merendahkan diri dalam penyembahan kepada Pencipta langit dan bumi. Maka masiid itu adalah “tempat bersujud” seperti pada pemahaman di atas. Di mana umat ini meletakkan dahinya berkali-kali dalam sehari semalam merendahkan diri kepada Allah SWT.

Namun sujud dalam pemahaman filosofisnya adalah tunduk, patuh dan taat kepada Allah SWT. Sebagaimana Allah sampaikan beberapa kali dalam Al-Quran: “dan untuk Allah bersujud siapa-siapa yang ada di langit dan di bumi”. Pada ayat lain Allah memakai kata “apa-apa (maa) yang ada di langit dan di bumi”. Bahkan di Surah Ar-Rahman misalnya disebutkan bahwa “bintang dan pohon bersujud (kepada Allah)”.

Baca Juga:  Sungai Rongkong Warning, Warga Tanyakan Peran Pemda

Dengan demikian, jika kita kembali kepada kata Masjid maka makna filosofisnya adalah tempat di mana umat tunduk, patuh, dan taat kepada sang Khaliq, Pencipta langit dan bumi Allah SWT. Maka Masjid dapat dimaknai sebagai pusat ketaatan dalam ubudiyah kepada Allah SWT. Di sanalah umat ini memusatkan segala hidupnya yang tersimpulkan dalam: “sesungguhnya sholatku, pengorbananku, hidup dan matiku hanya untuk Allah Tuhan semesta alam”.

Pada konteks inilah sesungguhnya yang dimaknai dengan hadits Rasulullah: “bumi telah dijadikan bagiku masajid (Masjid-Masjid)”. Artinya di sisi mana pun bumi ini seorang Muslim itu sedang sujud (patuh dan taat) kepada Allah SWT. Di jalan, di rumah, di sekolah, di pasar hingga di parlemen dan Istana negara, seorang Muslim selalu dalam keadaan sujud (patuh dan taat) kepada Allah SWT.

Dan pada makna ini pula yang ingin Rasulullah lakukan dalam membangun komunitasnya. Bahwa hal pertama dan terutama bagi umat ini adalah membangun kesadaran “ubudiyah yang totalitas” kepada Allah SWT. Masjid Kuba memberikan pesan yang jelas dan tegas bahwa Komunitas Islam yang akan dibangun itu akan selalu mengacu kepada “Masjid”. Jika suatu ketika umat ini berada di pasar, di parlemen dan Istana negara, bahkan di medan perang sekalipun, semua itu akan selalu merujuk kepada makna “Masjid” (pusat ketaatan ubudiyah semata kepada Allah SWT”.

Baca Juga:  Pemulihan Ekonomi, Harper Hotel dan Pemda Maros Jalin Kerjasama

Itulah sesungguhnya makna terpenting dari tujuan terbangunnya umat. Bahwa umat Islam bukan sekedar sebuah bangsa. Tapi bangsa yang terbangun di atas kepatuhan dan ketaatan kepada Allah SWT. Bukan bangsa yang hebat memakai simbol-simbol Islam. Namun jauh bahkan phobia (takut dan benci) dengan ajaran Allah SWT…. Wal’iyadzu billah….(Bersambung)…

Bellevue hospital, 9 Juli 2024

Presiden Nusantara Foundation & Imam/Direktur Jamaica Muslim Center NY.


Eksplorasi konten lain dari Mitra Sulawesi

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Tinggalkan Balasan