Oleh: Shamsi Ali Al-Kajangi*
Ketika Rasulullah memulai dakwahnya di Mekah darah dan mentalitas traibalisme (qabaliyyah/kesukuan) sangat dalam. Kebanggaan bahkan keangkuhan kelompok kesukuan, etnis, bahkan keturunan dan keluarga menjadi bagian dari kehidupan bangsa Arab. Karenanya ketika beliau telah pindah ke Madinah hal pertama yang menjadi kekhawatiran beliau adalah perpecahan atas dorongan qabaliyyah itu.
Selain antar kelompok berdasarkan suku dan etnis, kali ini Komunitas Muslim juga menghadapi permasalahan baru. Ada Muslim pendatang dan ada Muslim penduduk asli. Hal ini juga sangat rentang menimbulkan permasalahan sosial yang rumit. Mereka yang pendatang (immigran) pada umumnya tidak membawa apa-apa ke Madinah. Sehingga dengan sendirinya memerlukan ketergantungan kepada penduduk asli. Dan mereka yang memang penduduk asli merasa memilki kota itu dan punya hak lebih dengannya.
Di sinilah kita lihat kecerdasan (fathonah) seorang Rasul yang lihai dan tanggap memahami permasalahan dan dengan sigap mencari solusinya. Beliau kemudian melakukan minimal dua hal;
Satu, memberikan penghargaan kepada masing-masing dengan gelar Kehormatan sesuai tabiatnya. Mereka yang pendatang dari Mekah mendapat gelar yang terpuji dalam Al-Quran; al-Muhajiruun (pendatang). Dan mereka yang penduduk asli Madinah diberikan penghargaan dengan gelar sebagai Al-Anshor (penolong) yang juga terpuji dalam Al-Qur’an. Dengan gelar ini mereka masing-masing merasa dihargai dengan posisinya oleh Rasulullah SAW.
Dua, hal yang paling penting dilakukan Rasulullah ketika itu adalah apa yang disebut dalam sejarah dengan “muaakhaa” atau “mempersaudarakan antara kelompok Komunitas Muhajirun dan kelompok Komunitas Anshor. Persaudaraan ini sangat rinci karena dipasangkan orang per orang. Misalnya sahabat A dari kalangan Muhajiruun dipersudarakan dengan sahabat B dari kalangan Anshor. Bahkan dengan penekanan bahwa persaudaraan mereka jauh lebih kita ketimbang persaudaraan sedarah.
Eksplorasi konten lain dari mitra sulawesi
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.