Status Wanita dalam Islam

oleh -

Oleh Imam Shamsi Ali

Wanita dalam sejarah peradaban manusia selalu menjadi perbincangan yang hangat. Selain karena wanita seringkali menjadi penentu kebangkitan atau keruntuhan sebuah peradaban, juga wanita memang selalu menjadi isu yang sensitif. Pembicaraan tentang wanita selalu menjadi daya tarik. Karenanya ada yang disebut hari wanita (women’s day) dan tidak ada yang demikian untuk kaum pria.

Islam sendiri selalu menjadi sorotan ketika terjadi pembicaraan tentang wanita. Sayangnya pada umumnya dunia Barat memiliki ke salah pahaman tentang posisi Islam terhadap wanita. Ke salah pahaman ini kemungkinan disebabkan oleh tiga kemungkinan:

Satu, karena kebodohan kepada Islam.
Dua, memang kesengajaan untuk merusak citra Islam.
Tiga, karena praktek-praktek salah umat Islam yang dianggap bagian dari Islam.

Baca Juga:  Kemendagri dan Australia Kerja Sama Melalui Program SIAP SIAGA

Wanita dalam sejarah dunia

Sebelum membahas tentang status wanita dalam Islam ada baiknya kita lihat secara singkat perlakuan kepada kaum wanita dalam sejarah berbagai peradaban manusia.

Dalam peradaban kuno mesopotamia wanita dianggap bagian dari properti dan mereka biasanya dipaksa menikah sebagai bagian dari transaksi.

Di peradaban kuno Mesir status wanita ditentukan oleh status suami atau ayahnya. Mereka kerap kali dibatasi bahkan dilarang untuk menuntut ilmu pengetahuan

Demikian pula dalam peradaban Yunani kuno, hal yang sama terjadi pada peradaban Romawi kuno. Wanita tidak memiliki hak politik dan hak kepemilikan properti. Mereka kerap kali jadi obyek perdagangan dan prostitusi. Hal yang terjadi bahkan di abad pertengahan di Eropa.

Baca Juga:  Jusuf Kalla: Rakyat Indonesia Akan Selalu Mendukung Perjuangan Palestina

Kita juga diingatkan dengan perlakukan kepada kaum wanita sebelum datangnya Islam di semenanjung tanah Arab. Para elit di kalangan mereka menolak kehadiran anak-anak wanita menjadikan mereka mengubur hidup-hidup anak-anak wanita mereka. Wanita dianggap properti dan tidak memiliki hak apapun.

Akhirnya kita beranjak kepada perlakukan kepada wanita di zaman Kolonialisme dan imperialisme (abad 15 – 20). Bahkan hingga di zaman modern saat ini perlakuan buruk kepada kaum hawa terus berlanjut. Wanita seringkali dieksploitasi dengan berbagai kekerasan, bahkan trafficking yang melibatkan mafia antar bangsa.

Berbagai perlakukan yang sangat buruk kepada wanita di Eropa itulah, termasuk oleh kalangan gereja, yang kemudian melahirkan apa yang disebut gerakan feminisme atau Feminist movement. Sebuah gerakan yang sesungguhnya hadir untuk membebaskan kaum wanita dari prilaku buruk bangsa Eropa, yang kini ditampilkan seolah gerakan untuk membebaskan wanita di dunia lain khususnya dunia Islam.

Baca Juga:  Tingkatkan Keamanan dan Ketertiban, Babinsa Keprabon Hadiri Rakor

Status wanita dalam Islam

Tak disangkal jika wanita dalam ajaran agama Islam ditempatkan pada posisi yang sangat tinggi dan terhormat. Realita yang dibalik oleh mereka yang dengan sengaja ingin merusak wajah Islam yang indah. Posisi wanita yang terhormat ini kita bisa dapatkan di dasar-dasar keagamaan, baik di Al-Qur’an maupun di hadits-hadits dan praktek hidup Rasulullah SAW.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *