Kasat Tahti menambahkan bahwa kegiatan ini tidak hanya menjadi rutinitas keagamaan, tetapi juga sebagai sarana pembinaan karakter, menanamkan kesabaran, dan menumbuhkan rasa tanggung jawab moral dalam diri setiap tahanan.
Sementara itu, Kapolres Kepulauan Selayar AKBP Didid Imawan, S.I.K., S.H., M.Tr.Mil., menyampaikan apresiasi terhadap inisiatif Sat Tahti yang menghadirkan suasana religius di dalam rutan. Menurutnya, pendekatan spiritual merupakan langkah humanis Polri dalam memberikan ruang pembinaan bagi para tahanan agar dapat memperbaiki diri selama menjalani masa proses hukum.
“Pembinaan rohani seperti ini adalah bagian dari komitmen Polri untuk tidak hanya menegakkan hukum, tetapi juga membina manusia. Kami ingin setiap tahanan memiliki kesempatan memperbaiki diri, agar kelak saat kembali ke masyarakat mereka menjadi pribadi yang lebih baik,” ujar Kapolres.
Suasana religius yang tercipta di balik jeruji ruang tahanan Polres Selayar menunjukkan bahwa pembinaan spiritual mampu menjadi jembatan perubahan. Di tengah keterbatasan ruang gerak, para tahanan tetap diberi kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta dan menumbuhkan harapan baru untuk masa depan yang lebih baik.
(Humas Polres Selayar)
