SELAYAR, mitrasulawesi.id – Informasi merebak jika sebagian masyarakat Desa Jinato susah mendapatkan air hasil penyulingan milik aset desa yang di olah dalam kemasan galong isi ulang dalam dua hari terakhir ini.
Penyulingan air milik desa yang dikelola sudah tidak bisa diandalkan untuk mencukupi kebutuhan konsumsi warga, diduga imbas pasca pilkades Rajuni 5 Desember.
Sebagian mengaku terpaksa menggunakan air payau dari sumur dan persediaan air hujan yang mereka tampung untuk dijadikan air konsumsi.
Ketua BPD Desa Jinato, H. Samad saat dihubungi via telepon (9/12/19) mempertanyakan perihal informasi ini membenarkan dan sementara dicari solusinya.
“Ia, sementara saya dan teman teman ini mau cari solusi dulu, sementara warga memang banyak mengeluh tentang susahnya mendapatkan air minum, jelasnya via telepon.
Ia mengaku sudah menyampaikan ini pada Binmas setempat agar bisa memediasi hal ini namun belum juga ada hasilnya, jelasnya lagi.
Ditanya mengenai apakah ini imbas Pilkades, Ia enggan menjawabnya. Tapi yang pasti ada dua penyulingan air minum milik desa Jinato yang selama ini beroperasi dikelola oleh keluarga Kades, memenuhi kebutuhan air minum warga dengan jalan membeli 7000 rupiah pergalon, kini tidak lancar lagi pasca Pilkades.
Selanjutnya seorang warga yang dihubungi juga membenarkan hal tersebut dan mempertanyakan kepada pemerintah kabupaten, sebenarnya siapa pemilik penyulingan air minum di desa Jinato tersebut.
Ia mengajak pengawas pemerintah untuk turun melihat hal ini.
Sementara Kepala Desa, Abdullah, saat dihubungi nomornya sedang tidak aktif.
Dari informasi yang dihimpun, kepemilikan penyulingan air tersebut milik aset desa. (*)
Eksplorasi konten lain dari mitra sulawesi
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.