Pakar Geologi Prediksi Bisa Terjadi Gempa Dahsyat 9.5 SR Tinggi Gelombang 20 M

oleh -

Harris mengungkapkan timnya mendapatkan pola endapan tsunami purba, yakni berupa endapan pasir di dalam tanah yang terbawa saat terjadi gelombang, berupa dua garis endapan pasir.

Pola endapan tersebut memiliki hasil yang sama di lokasi-lokasi penelitian, yakni Pelabuhan Ratu Jawa Barat, Pangandaran Jawa Barat, Pacitan Jawa Timur, Bali, Lombok dan Sumba Nusa Tenggara Barat, Timor dan Waingapu Nusa Tenggara Timur.

Baca Juga:  Tudang Sippulung Pabbalu Bakal Digelar, Ketua Pemuda Muslimin Ajak Pemuda Berperan

Gunanya mengetahui pola endapan pasir tsunami purba tersebut ialah untuk mengetahui terjadinya tsunami di masa lalu sekaligus memprediksi pengulangan tsunami di masa datang.

Harris menjelaskan, selama ini masyarakat Indonesia hidup di masa tanpa aktivitas gempa bumi dan tsunami, atau disebutnya berada pada fase “tidur”.

Namun pada waktunya akan ada pada saat fase “bangun” di mana gempa-gempa bermunculan.

Baca Juga:  Honorer se-Indonesia Hasil Seleksi PPPK Tahap 1 Siapkan Demo

Harris yang kerap melakukan penelitian tentang tsunami di Indonesia menerangkan bahwa masa tanpa aktivitas gempa dan tsunami tersebut dikarenakan tumbukan dua lempeng tektonik, yakni Indo-Australia dan Eurasia, sedang saling mengunci.

Ilustrasinya, salah satu lempeng tersebut sedang mendorong lempeng yang lainnya. Sementara lempeng yang terdorong menjadi melengkung secara terus menerus, hingga pada akhirnya lempengan yang melengkung mendorong balik hingga akhirnya terjadi pergeseran lempeng tektonik yang menyebabkan gempa bumi dan tsunami.


Eksplorasi konten lain dari Mitra Sulawesi

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Tinggalkan Balasan