Sidrap, MitraSulawesi.id–Tulisan ini penulis tulis ketika penulis mengikuti kegiatan dialog yang di gelar oleh teman-teman dari mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi UMS Kabupaten Sidrap, kala itu penulis sebagai peserta, karena bagi penulis dimana ada kesempatan untuk menimbah ilmu di jemput ajah, toh nga ada ruginya. Saat itu 2 narasumber dalam dialog tersebut terhitung salah satu tokoh pemuda yang dimiliki Kabupaten Sidrap yakni, Ketua KNPI Sidrap, Abd Jabbar, dan perwakilan dari Pemuda Muhammadiyah, Darwin Daru yang juga mereka terhitung aset pemuda daerah !!! hehehehehehe……..
Mengawali tulisan ini seperti yang penulis kemukakan dimuka, kebetulan tema yang ada pada dialog tersebut adalah tentang keorganisasian dan kemahasiswaan, tentunya ini masih hangat di kepala saya berhubung penulis masih tergolong mahasiswa aktif di salah satu perguruan tinggi yang ada di Kabupaten Sidrap, dan juga masih aktif berorganisasi.
Di era sekarang ini banyak polemik yang terjadi di lingkup mahasiswa berbagai macam karakter yang cukup memperihatinkan yang mesti mengundang perhatian bagi kalangan para aktivis organisasi, mengingat mahasiswa adalah generasi penerus bangsa. Organisasi dimata para mahasiswa tidaklah cukup menarik untuk diminati, hal itu membuat para aktivis organisasi kewelahan untuk melakukan rekruitment. Dari situlah terkadang penulis berpikir kenapa yah para mahasiswa tidak lagi tertarik untuk berorganisasi ? apakah tantangan zaman yang ditandai dengan kehadiran gadget dan internet, atau justru para aktivis organisasi yang tidak kreatif sehingga tidak ada daya tariknya lagi, sudahlah biar fenomena aja yang menjawab.
Organisasi bagi penulis sebuah wadah untuk mengembangkan segala kualitas yang kita miliki, tentunya orang berorganisasi karena ingin mengembangkan potensinya gitu, nah mari ita lihat, apakah yang sekarang orang berorganisasi sudah bisa mengembangkan potensinya, silahkan deh pembaca yang menilai sendiri.
Setiap organisasi memiliki image building yang mesti orang-orang yang berada di dalamnya memiliiki karakter berdasar image bulding organisasi yang ditempatinya. Tapi sayang, aktivis organsisasi hari ini hanyalah menjadikan organisasi sebagai tempat eksis saja, dan jembatan untuk dekat para penguasa. Konon orang bilang di era reformasi jatah preman di ambil alih oleh para aktivi hari ini, makanya jangan heran kalau gerakan para aktivis hari ini ada kedok yang berselubung.
Mosi tidak percaya, kini organisasi kemahasiswaan tidaklah lagi menarik bagi kalangan mahasiswa, dibutuhkan rekontruksi bagi para aktivis organisasi untuk bisa membawa organisasi kemahasiswaan bisa memiliki daya tarik yang memang organisasi itu layak dtempati berperoses. Penulis sudah bosan mendengar idiom-idiom organisasi untuk ummat dan bangsa, toh di mintai gagasan yang konstruktif kok menjadi tong kosong, sudahlah organisasi terkadang hanya menjadi kumpulan para preman yang hanya bisa menggertak para penguasa untuk kepentingan segelintir kelompok.
Apakah organisasi masih layak untuk ditempati berperoses atau justru Organisasi dibubarkan saja ? biar sejarah yang menjawab.
Penulis
Hamka Pakka
Eksplorasi konten lain dari mitra sulawesi
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.