Kades Bonea “Bukan Raja Jawa Tapi Dapat Prioritas Istimewa”

oleh -
Ilustrasi

Dari analisa itu, bisa saja Kepala Desa Bonea Alwan Sihadji, diberikan prioritas istimewa dengan bebas berlenggang hirup udara bebas, berbeda dengan Taiyeb bernasib naas hidup dalam lingkaran terali besi.

“Tentu suasana udaranya berbeda di dalam dan di luar tahanan. Taiyeb di jebloskan setelah menyerahkan kerugian keuangan negara,” celoteh sumber X.

Seperti dikutip dari media online fakta1.com, Minggu (8/9), diberitakan sejumlah Mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Aktivis Mahasiswa (GAM) melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan pada hari Kamis (05/09/2024).

Baca Juga:  MBA Salurkan Bantuan Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan di Putabangun

Jenderal Lapangan Fajar Wasis mendesak pihak Kejati SulSel untuk mengusut tuntas kasus korupsi Dana Desa Bonea.

Aksi GAM membentangkan spanduk yang bertuliskan “Tangkap dan Adili Kepala Desa Bonea” dan membawa tuntutan “Periksa aliran dana korupsi kepala desa Bonea”.

Mahasiswa berjanji akan kembali dengan gelombang massa yang lebih besar ketika tuntutan yang di bawakan tidak di indahkan oleh Kejati Sulsel.

Baca Juga:  Iptu Amat Soedachlan Jabat Kapolsek Taka Bonerate, Kapolres Minta Jaga Amanah

Selain itu beredar video dialog antara pihak Kejati Sulsel dan beberapa perwakilan dari aksi demo.

Dalam dialog itu pihak Kejati Sulsel akan melaporkan kepada pimpinannya dan menunggu laporan dari penyidik dalam hal ini kejaksaan negeri selayar.

Menanggapi desas desus isu kasus korupsi kepala desa bonea yang menjadi perbincangan di media sosial, Kasi Intel Kejaksaan Negeri Selayar Alim Bahri, SH., mengatakan kasus tersebut masih dalam tahap penyidikan.

“Iye tabe, untuk perkara desa Bonea yang ditangani oleh Kejaksaan Negeri Selayar sampai saat ini masih dalam tahap penyidikan,” tulis Alim Bahri, SH., Minggu (8/9/24). (#*#)


Eksplorasi konten lain dari Mitra Sulawesi

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Tinggalkan Balasan